aku pergi menatap asa,
bersama ribuan lain dengan sejumput doa.
kiranya Tuhan mendengar kami..
aku menatap,
dia lapar,
dengan mulut menganga mengharap sejumput nasi,
dan seteguk air pelepas dahaga.
dia sakit,
merasakan perih yang terus mendidih..
di gelap malam dia kedinginan
di tengah terik dia kepanasan..
aku pergi menatap asa,
bersama ribuan lain dengan sejumput doa.
kiranya Tuhan mendengar kami..
apa yang kucari??
penghormatan dari pribadi dengan gengsi yang terus meninggi?
atau pundi-pundi harta yang terus terisi??
oh ya, itu yang kucari..
aku bersorak, ya itu yang kucari..
kukejar dengan segenap asa dan energi..
aku melompat kegirangan,
tubuh tak seimbang,
ku terjatuh ke tanah tertopang tangan
beberapa cacing kenyang lewat dengan tenang
tak peduli denganku..
"kenapa aku harus peduli?"
"toh, tunggu giliran kau juga akan kulahap habis.
menyisakan gigi, tulang dan rambutmu yang tak kusuka"
aku menatap, masih menatap dan terus biasa..
ku terpenjara..
*di penghujung senja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar